Jumat, 03 Juni 2011

Sosial Budaya Dasar


I. KUALIATAS DIRI
            Setiap manusia pasti memiliki kualitas diri yang berbeda-beda, karena setiap manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Sama hal nya seperti aku, untuk mewujudkan apa yang aku inginkan aku tidak pernah berhenti untuk terus belajar, dari belajar menilai diri sendiri, sampai belajar segala halpun akan aku lakukan, karena bagi aku ilmu adalah segalanya. Aku bukan orang yang sempurna, dan aku juga tidak pernah membanggakan kualitas diri ku. Dalam hidup  ini  ada satu hal yang ingin aku lakukan, yaitu ingin selalu menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam hidup ini, pasti ada yang namanya kegagalan dan penyesalan, tapi aku tidak pernah menyesali apa yang telah aku perbuat, penyesalan tidak akan mengembalikan apa yang telah kita perbuat, tetapi kita bisa mengintropeksi diri menjadi lebih baik dari sebelum nya.
            Dalam hidup ini, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, aku tak peduli orang mau menilai aku seperti apa. Terkadang banyak yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan, dan jika ada orang yang tidak suka atau tidak setuju dengan diriku, aku selalu berkata inilah aku, inilah diriku apa adanya, aku tidak bisa menjadi seperti apa yang orang inginkan. Ini hidupku aku memiliki hak untuk mengexpresikan hidupku ini, jika kita bahagia dengan apa yang kita miliki ya jalani aja, daripada kita mengikuti orang lain tapi kita tidak bahagia. Hidup ini penuh dengan tantangan dan rintangan, aku suka dengan tantangan dan aku tidak pernah menyerah untuk menjadi yang terbaik. Jika aku memiliki kesalahan, maka aku akan belajar memperbaiki diri dari kesahalan yang aku perbuat.
            Didunia ini, tidak ada yang sempurna, tapi aku bisa menjadi orang yang sempurna, apabila aku bisa berbagi dan saling melengkapi satu sama lain. Aku tidak pernah menilai orang dari sisi luarnya saja, aku menerima dan menghargai kekurangan seseorang, kita bisa menjadikan kekurangan seseorang sebagai kelebihannya. Terkadang hidup ini terasa tidak adil, kita mungkin punya segalanya, tapi belum tentu orang lain juga mempunyainya. Kita bisa menerima kenyataan yang ada dalam hidup ini. Bagiku perbedaan yang ada dalm hidup ini bukan suatu hal yang memisahkan antara ku dengan orang lain, tapi dengan adanya perbedaan lah, hidup ini bisa menjadi lebih indah dan berwarna. Segala hal yang pernah kumiliki didunia, bukan lah miliki secara keseluran, tetapi apapun yang aku miliki itu adalah milik orang-orang yang ada didunia ini. Aku selalu merasa bahagia, apabila aku melihat orang didunia ini bahagia, dan hidupku akan terasa damai apabila aku bisa berbagi dengan orang-orang di dunia ini.  
II. NILAI
             Nilai merupakan dasar untuk memberikan motivasi kepada seseorang melalui perilaku dan tindakan-tindakan yang didasari dengan halua-haluan target hidup yang ingin dicapai olehnya. Setiap menusia memiliki kebebasan dan perbedaan dalam menilai setiap individu yang dilihatnya. Didalam filsafat, nilai berarti keingin tahuan manusia dalam memaknai sesuatu yang dilihatnya, baik itu berupa makhluk hidup maupun benda mati. Dalam filsafat nilai terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Nilai Etika, yaitu nilai yang membahas tentang moral dan perilaku yang ada didalam setiap individu.
2.      Nilai Estetika, yaitu nilai yang membahas keindahan, seni, dan budaya yang dimiliki setiap individu, maupun yang dimiliki oleh suatu negara,
            Nilai sangat erat hubungannya dengan manusia, baik dalam nilai etika yang mengatur kehidupan manusia sehari-hari, maupun nilai estetika yang berhubungan dengan keindahan. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai melalui 2 konteks, yaitu:
1.      Nilai Objectif, yaitu nilai yang melekat pada benda walupun benda tersebut tidak bisa dilihat.
2.      Nilai Subjectif, yaitu nilai yang terbentuk karena adanya penilai seseorang terhadap suatu benda.
            Nilai merupakan kagiatan manusia melakukan suatu penilaian terhadap hal-hal yang dilihatnya. Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, yang kemudian diambil suatu keputusan. Hubungan antara nilai dengan keuntungan dapat dikelompokan menjadi dua kelompok,yaitu nilai yang berorientasi pada diri sendiri dan nilai yang berorintasi pada orang lain atau suatu kelompok. Nilai yang berorientasi pada diri sendiri akan menghasilkan suatu keberhasilan dan kententraman pada kehidupan seseorang, sedangkan nilai yang berorientasi pada orang akan menghasilkan suatu nilai yang baik, serta mampu memberikan suatu keadilan social dalam bermasyarakat di lingkungan sekitarnya.
Hierarki Nilai
            Hierarki nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek nagatif yang sesuai seperti baik dan buruk,  serta keindahan dan kejelekan. Penilaiaan ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia, seperti jasmani, cipta karsa, rasa, dan keyakinan. Meskipun nilai ada aspek negatifnya tidak berarti nilai ditiadakan, setiap nilai pasti ada lawanannya dan nilai juga ada urutan tingkat kepentingannya, seperti nilai religious lebih penting daripada nilai keindahan.
 
III. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
            Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Ada 4 garis besar dalam pembahasan Manusia Sebagai Makhluk Sosial:
Ø  Esensi
Ø  Teori Sosialisasi
Ø  Masyarakat & Komunitas
Ø  Interaksi & Stratifikasi Sosial
Esensi
Ada beberapa hal yang meliputi Esensi (hakikat) Manusia Sebagai Makhluk Sosial, yaitu:
·         Ketika setiap perilaku manusia tunduk dengan peraturan yanag ditetapkan.
·         Ketika setiap perilaku manusia dinilai oleh orang lain, dan
·         Potensi manusia akan berkembang dalam masyarakat.
Teori Sosialisasi
            Teori sosialisasi merupakan teori yang melandasi manusia ketika manusia membutuhkan proses kelangsungan hidup manusia seperti, berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Ada beberapa hal yang meliputi Teori sosialisasi, yaitu sebagai berikut:
·         Looking Glass Self
Yaitu, persepsi diri sendiri terhadap orang lain, seperti performs diri yang dinilai oleh orang, dan prasangka-prasangka yang ditujukan kepada kita oleh orang lain.
·         Development, yang meliputi beberapa hal dibawah ini:
Ø  play stage, yaitu ketika seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Contoh: seorang anak yang berpura-pura menjadi seorang dokter, polisi, dan sebagainya.
Ø  game stage, yaitu ketika seorang anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi ia juga mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Contoh: ketika seorang anak tersebut memainkan suatu permainan yang melibatkan orang banyak, seperti bermain sepak bola.
Ø  generalized others, yaitu ketika seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat dengan cara berinteraksi. Contoh: ketika seseorang telah memiliki perencanaan, dan pelaksanaan yang ingin ia lakukan dalam hidupnya, demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Masyarakat & Komunitas
            Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara Masyarakat & Komunitas, yaitu sebagai berikut:
Perbedaan:
·         Jumlah masyarakat lebih banyak dari proses terbentuknya.
·         Terbentuknya komunitas memiliki beberapa persamaan rasa, seperti emosi, impati, dan saling memiliki.
Persamaan:
·         Adanya lokalitas(tempat/wilayah)
·         Adanya kesepahaman satu sama lain
Masyarakat terbentuk karena adanya system social, kekerabatan, waris, hokum, dan manajemen hukum. Masyarakat juga lebih kompleks dari komunitas.
Interaksi & Stratifikasi
Stratifikasi
Stratifikasi sosial (pelapisan sosial) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan stratifikasi adalah ukuran kekayaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan, yang menimbulkan perbedaan kelas dan status dalam suatu kelompok masyarakat.
Interaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar